Kamis, 11 Februari 2016

Ora Beach is The first Dastination



Surga Kecil di Telapak Kaki Negeri Saleman
Jiad Aloatuan



Inilah Pendapat Mereka tentang Keindahan Desa Saleman
 
Pesona keindahan pantai ini memang layak disejajarkan dengan pantai-pantai indah dunia lainnya seperti Pantai Boracay di Filipina, Pantai Bora-Bora di Samudera Pasifik, Pantai Lanikai Oahu di Hawaii atau Pulau Maladewa.

MASOHI, Jaringnews.com - Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk menikmati suasana pantai dengan kedamaian surgawinya. Ora Beach atau Pantai Ora di Pulau Seram, Maluku Tengah ini bisa menjadi pengobat dahaga surgawi di tengah kepenatan dan kegaduhan hidup.

Banyak traveler menyebut pantai ini sebagai paradise karena keindahan alamnya yang tiada duanya. Bukan isapan jempol semata, pesona keindahan pantai ini memang layak disejajarkan dengan pantai-pantai indah dunia lainnya seperti Pantai Boracay di Filipina, Pantai Bora-Bora di Samudera Pasifik, Pantai Lanikai Oahu di Hawaii atau Pulau Maladewa.

Tergoda oleh kisah sesama traveler yang pernah menikmati keelokan pantai ini, kami memutuskan untuk pergi membuktikannya. Setelah mendarat di Bandara Pattimura, Ambon, Provinsi Maluku, kami bergegas menuju ke pelabuhan kapal cepat di Tulehu dengan menggunakan taksi plat hitam.

Selama perjalanan dari bandara ke Tulehu, sopir yang membawa kami banyak bercerita tentang keindahan Pantai Ora. Cara bertuturnya membuat kami tuk tak sabaran menikmati langsung keelokan dan keindahan pantai yang tersohor hingga ke mancanegara serta digemari para turis asing dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang.


Perjalanan tak sampai satu jam dari bandara terasa singkat sekali karena kami asyik tenggelam dalam obrolan tentang keindahan Pantai Ora dari sang sopir yang ramah itu. Tiba-tiba saja, mobil kami sudah menghadap ke sebuah pelabuhan dengan kapal putih bertuliskan "Cantika Torpedo."

Begitu turun dari taksi, kami langsung terdiam menyaksikan birunya laut di Pelabuhan Tulehu ini. Sapaan ramah para porter yang menawarkan jasanya yang menyadarkan ketertegunan kami. Kami bergegas membeli tiket dan antre naik kapal cepat "Cantika Torpedo."
Deru kapal mengawali perjalanan kami menyeberang ke Amahai. Waktu tempuh Tulehu-Amahai sekitar dua jam dan selama itulah kami terombang-ambing di perairan laut Maluku hingga membuat kami mabuk laut. Alhamdulillah, setelah lama terombang-ambing, tampak dari jendela kapal dermaga Pelabuhan Amahai, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.

Karena kondisi badan yang kurang fit akibat mabuk laut, setelah turun dari kapal kami menuju ke Kota Masohi untuk beristirahat. Kami memutuskan untuk menginap di Kota Masohi dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Ora keesokan harinya.

Pagi-pagi buta pukul 04:02 waktu Masohi, kami dibangunkan oleh sopir carteran yang akan membawa kami menuju Pantai Ora. Perjalanan pagi-pagi buta ini bukan tanpa alasan. Kami memburu sensasi yang belum pernah banyak dikisahkan para traveler yaitu sunrise di Pantai Ora.

Perjalanan pagi hari kali ini mengingatkan kami akan kenangan perjalanan memburu sunrise di Gunung Bromo di Jawa Timur di tahun-tahun lalu. Bedanya, kali ini kami melalui jalan berkelok-kelok di tengah hutan, sementara kalau di Gunung Bromo melalui lautan padang pasir.


Perjalanan sekitar satu jam dari Masohi membuat kami terus terjaga karena liukan laju mobil dan jalan yang rusak di sekitar 4 kilometer mendekati pantai. Tepat pukul 05:01 kami berhenti sejenak di sebuah bukit yang menjorok ke sebuah bibir pantai untuk menikmati keheningan pantai dengan harmoni titik-titik cahaya redup Resort Ora di kejauhan. Selanjutnya, kami berdiri di bibir pantai Desa Saleman yang masih sepi karena para penghuninya masih pulas tertidur.

Kami menikmati keheningan ini ditemani desiran angin pantai dan riak ombak. Tak lama kemudian, yang kami nanti-nantikan muncul juga, yaitu detik-detik menegangkan saat matahari terbit. Sungguh, pesona sunrise-nya tiada duanya. Warna eksotis keemasanya mampu memecah kebekuan Bukit Saleman yang kokoh berdiri sehingga menghasilkan pijar-pijar estetis yang memancar di langit dan di atas permukaan air laut serta menerawang kapal-kapal nelayan yang terapung di atasnya.

"Inilah surga kecil itu," gumamku, sementara seorang temanku masih ternganga menyaksikan pemandangan yang hanya berlangsung dalam hitungan menit tersebut. Sunrise berlalu dan pesonanya telah tersimpan rapi dalam pustaka ingatan.

Kami kini dihadapkan pada keriuhan kehidupan pantai. Nelayan yang mulai berdatangan menjajakan ikan hasil tangkapannya pun dikerumuni ibu-ibu dengan plastik dan ember hitam. Kami pun menuju pemecah ombak dan langsung terhenyak menyaksikan geriap kawanan ikan di kejernihan air pantai ini.

Ditemani seorang warga lokal bernama Effendi (31) yang menawarkan jasa perahu speednya, dari Pelabuhan Transit Negeri Saleman ini, kami menjelajahi lautan untuk menikmati Pantai Ora, Pantai Belanda dan Tebing Hantu Pia.

Perjalanan jauh dari Masohi bakal tak sebanding dengan keindahan Pantai Ora. Pantai ini memberikan kenikmatan lebih dari yang diharapkan. Pantai ini masih terjaga kebersihannya. Air lautnya begitu bening dan jernih ditambah lagi dengan pasir pantainya yang putih bersih.

Di Pantai Ora ini, coral reefs (terumbu karang) dan habitat lautnya masih alami. Tak mengherankan, jumlahnya banyak dan masih terawat dengan baik.

Resort-resort di sini berbentuk rumah panggung dengan material kayu. Perwujudan seperti ini melahirkan suasana nyaman untuk bersantai menghilangkan penat atau beban pikiran. Resort-resort ini dibangun di atas laut dengan terumbu karang dan ikan karang beraneka warna menghiasi dasar laut. Tempat ini benar-benar memanjakan pengunjungnya yang ingin mencari ketenangan pikiran dan sangat recommended bagi mereka yang ingin honeymoon. Tebing-tebing karst yang menjulang tinggi ke langit diselimuti rimbunnya pepohonan nan hijau menambah keasrian pantai ini.

Selain berjemur, mandi dan snorkling, pengunjung juga bisa menikmati destinasi-destinasi menarik lainnya di sekitar pantai ini yaitu Goa Hatusaka, Goa Lusiala, Goa Eniala, Puncak Gunung Roulessy, Puncak Gunung Keliaynanti, Burung Lusiala dan Panorama Tolun Moning. Tunggu apa lagi. Surga kecil itu ada di telapak kaki Negeri Saleman.***

Jika Anda Tertarik Silakan Kunjungi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar